Jumat, 23 Oktober 2015

Makalah Manfaat Teh Hijau




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia sangat dipengaruhi oleh sinar matahari. Sinar matahari mampu memberikan keuntungan bagi kehidupan manusia, seperti mencegah dan mengobati gangguan pada tulang, serta sebagai aktifator provitamin D. Selain itu, Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi, sehingga membuat pertanian serta perkebunan di Indonesia tumbuh subur dan memiliki beragam jenis hasil pertanian serta perkebunan. Diantara sekian banyak hasil pertanian dan perkebunan, terdapat beberapa tanaman yang dapat berfungsi sebagai obat atau memiliki manfaat yang sangat besar.
            Teh hijau adalah salah satu dari hasil perkebunan Indonesia yang memiliki manfaat sangat besar. Teh hijau dengan nama Latin Camelia sinensis ini dapat tumbuh didaerah beriklim tropis dengan ketinggian 200-2000 meter diatas permukaan laut. Teh hijau banyak digunakan sebagai alternatif pengobatan secara herbal. Besarnya efek samping yang ditimbulkan oleh terapi farmakologis, membuat pengobatan secara alternatif ini sangat banyak dilakukan.
            Teh hijau dikenal mengandung antioksidan sangat tinggi yang mampu memberikan perlawanan terhadap radikal bebas. Selain itu, teh hijau juga dikenal sebagai antikanker,  antimikroba, menurunkan  kolesterol  darah,   mengurangi  gula  darah, mencegah  arthritis,  mencegah  kerusakan  hati,  mencegah  gigi  berlubang, mencegah resiko keracunan makanan dan sebagai penurun berat badan.
           
B. Tujuan
  1. Mengetahui manfaat yang diperoleh dari teh hijau.
  2. Mengetahui efek samping konsumsi teh hijau.




BAB II
ISI

A. Teh Hijau
            Teh hijau merupakan teh yang tidak mengalami proses fermentasi. Produksinya dengan melalui proses pengeringan dan penguapan dari daun teh segar agar tidak terjadi oksidasi.
Teh hijau memiliki komposisi yang sangat kompleks, antara lain:
a. Protein
            Teh hijau mengandung 15-20% protein dari berat kering.
b. Asam Amino
            Teh hijau mengandung 1-4% asam amino dari berat kering, seperti tiamin, triptofan, glisin, serin, asam aspartik, tiroksin, valin, leusin, threonin, arginin, dan lisin. Asam amino sangat penting karena manfaatnya sebagai komponen utama penyusun protein.
c. Karbohidrat
            Teh hijau mengandung 5-7 % karbohidrat dari berat keringnya, seperti selulosa, pektin, glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
d. Lemak
            Teh hijau mengandung linoleat dan asam alfa linoleat. Asam linoleat merupakan asam lemak essensial tak jenuh yang harus didapatkan dari makanan, karena tubuh tidak dapat memproduksinya sendriri. Konsumsi sumber asam linoleat atau omega 6 dapat mengurangi resiko terkena penyakit kardiovaskuler.

            Selain itu teh hijau juga mengandung polifenol yang sangat baik untuk kesehatan. Polifenol yang terkandung dalam teh hijau bermacam-macam, salah satunya adalah flavonoid. Menurut Cabrera et al (2006), flavonoid utama yang terkandung dalam teh hijau adalah katekin, yang terdiri dari 4 jenis yaitu:  
1. Epigallocatechin-3-gallat (EGCG).
2. Epigallocatechin (EGC).
3. Epicatechin-3-gallat (ECG).
4. Epicatechin (EC).

B. Manfaat Teh Hijau
a. Kecantikan
            Teh hijau dikenal memiliki fungsi melindungi kulit dari sinar ultraviolet. Beberapa mekanisme teh hijau yang berfungsi sebagai kecantikan, antara lain:
1. Mencegah Penuaan Dini
            Teh hijau memiliki kemampuan untuk melindungi lipid dalam serum dan protein dari stress oksidatif yang dapat menyebabkan penuaan. Teh hijau menurunkan penanda kerusakan oksidatif pada DNA yaitu 8-oxodeoxyguanosine di ginjal dan serebrum, sehingga dikatakan memiliki efek untuk mencegah proses penuaan dini. (Mahmood et al, 2010). Cara memanfaatkan teh hijau untuk mencegah penuaan dini adalah dengan menyeduh teh dengan air mendidih. Selanjutnya air seduhan tersebut didiamkan dalam wadah tertutup. Setelah dingin cairan tersebut bisa diusapkan ke kulit baik itu wajah, tangan, atau kaki. Setelah agak mengering cucilah dengan air dingin.
2. Terapi Kulit Berjerawat
            Teh hijau yang kaya akan kandungan antioksidan terutama katekin atau EGCG dengan aktivitas antioksidan 200 kali lebih kuat daripada vitamin E dalam melawan radikal bebas.  Proses atau cara  kerja  dari EGCG  dalam mengobati jerawat  adalah dengan  memodulasi  jalur  sinyal AMPK-SREBP-1,  mengurangi  inflamasi  dengan menekan  jalur NF-kB dan AP-1  sehingga mengurangi  kelangsungan  hidup  bakteri penyebab jerawat  yaitu propiani  bacteri  acnes. (Mahmood et al, 2010). Selain itu, timbulnya jerawat juga dapat disebabkan karena kondisi kulit wajah yang berminyak. Untuk mengatasi hal tersebut teh hijau dapat dimanfaatkan dengan cara menuangkan teh hijau yang telah diseduh dan diambil airnya kedalam cetakan es, masukkan ke dalam lemari es dan biarkan membeku. Jika sudah membeku, usapkan teh yang sudah membeku tersebut ke wajah yang berminyak.
3. Pemutih Kulit
            Mekanisme teh hijau sebagai pemutih kulit berasal dari polifenol yang dikandungnya. Didalam tubuh, senyawa ini membantu kinerja enzim superoxide dismutase (SOD) yang berfungsi menyingkirkan radikal bebas penyebab keriput serta timbulnya noda hitam. Kemampuan katekin dalam teh hijau untuk menangkap radikal bebas 100x lebih efektif daripada vitamin C dan 25 kali lebih efektif daripada vitamin E. (Alamsyah, 2006).
            Polifenol sebagai antioksidan dapat memperlambat atau menghambat oksidasi melalui penangkapan radikal bebas dengan pengikatan logam menangkap oksigen, mengubah hidroperoksida menjadi senyawa non radikal, dan menyerap sinar ultraviolet. (Sofia, 2012). Untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet, teh hijau ini dapat dimanfaatkan dengan cara mengambil teh hijau sebanyak 2 sdm dan diseduh dengan air panas.
Setelah larut dan bercampur, biarkan hingga dingin. Saring agar bisa diambil airnya saja, lalu gunakan air tersebut untuk mengompres kulit yang akan terkena paparan sinar matahari. Biarkan beberapa menit hingga mengering. Lakukan cara ini 30 menit sebelum melakukan aktivitas di luar rumah.
b. Diet
            Kelebihan berat badan atau obesitas sudah menjadi permasalahan yang cukup besar di Indonesia, berdampingan dengan permasalahan gizi kurang dan gizi buruk. Menurut Molina (2006) obesitas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor genetik, lingkungan, dan psikososial. Selain itu, menurut Wilborn et al (2005) obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran energi antara lain yang disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat seperti diet tinggi karbohidrat, konsumsi lemak jenuh, kurang serat, serta aktivitas fisik yang kurang.
            Beberapa cara dilakukan untuk mengurangi jumlah obesitas, mulai dari diet rendah karbohidrat, diet ekstrim, konsumsi suplemen penurun berat badan, hingga melakukannya dengan cara alami yaitu mengonsumsi teh hijau secara teratur. Manfaat teh hijau untuk diet atau menurunkan berat badan sudah diakui oleh banyak kalangan. Beberapa produk diet pelangsing atau penurun berat badan dipasaran memanfaatkan teh ini sebagai salah satu bahan dasarnya.
Beberapa mekanisme teh hijau yang berfungsi sebagai diet, antara lain:
1. Meningkatkan Metabolisme.
            Mekanisme kerja teh hijau dalam menurunkan berat badan salah satunya adalah dengan meningkatkan metabolisme. Caranya adalah dengan menghambat enzim catechol O-methyl-transferase. Teh hijau mengandung komponen polifenol yang tinggi, seperti EC, ECG,  EGC,   dan   yang   terbanyak   serta   diduga  merupakan   yang   paling   aktif   secara farmakologis, EGCG (Diepvens et al., 2007). Catechin pada teh hijau telah ditunjukkan secara invitro dapat menghambat enzim catechol O-methyl-transferase (COMT), enzim yang  mendegradasi   norepinefrin   (Belza   et   al.,   2009).  Dengan   terhambatnya   enzim COMT oleh catechin,   terjadi  reduksi degradasi  norepinefrin yang akan menghasilkan penambahan waktu kerja norepinefrin pada sistem saraf simpatis. Aktivasi sistem saraf simpatis ini akan menstimulasi pengeluaran energi di antaranya dengan meningkatkan termogenesis dan oksidasi lemak (Diepvens et al., 2007; Belza et al., 2009).

2. Mengurangi Penyerapan Lemak.
            Katekin dapat menghambat perubahan glukosa menjadi sel lemak. Teh ini bisa juga membuat glukosa memperlambat peningkatan gula darah, dan mencegah naiknya insulin yang bisa menimbun lemak. Pemberian ekstrak teh hijau dapat menurunkan berat badan, lingkar perut, dan persentase lemak tubuh pada wanita obesitas (Adriani, 2010).
3. Bisa Mengurangi Nafsu Makan.
            Penelitian yang dilakukan di University of Chicago menyimpulkan bahwa seekor tikus kehilangan nafsu makan sampai 60% setelah disuntikkan eksrak teh hijau setiap hari selama seminggu. Hal ini bersangkutan dengan reaksi gula darah dalam tubuh terhadap teh tersebut.
4. Dapat Menyimpan Kalori.
            Jika ingin menyimpan kalori tambahan di pagi atau sore hari, maka cobalah mengganti kopi dengan minum teh hijau ini.
            Dari berbagai mekanisme teh hijau sebagai diet diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa teh hijau juga cocok untuk dijadikan minuman bagi seseorang yang sedang menjalankan Diet Diabetes Melitus. Salah satu alasannya karena kandungan polifenol dalam teh hijau mampu mengontrol kadar insulin serta gula darah didalam tubuh tetap normal. Teh hijau baik diminum hanya 2 hingga 3 kali dalam sehari. Untuk diet, teh hijau baik diminum sebelum makan karena bisa menahan lapar sekitar 30 hingga 40 menit. Hal ini bisa menekan napsu makan anda sehingga porsi makan pun bisa dikurangi. Tetapi dengan catatan, konsumsi teh tanpa tambahan gula dan tetap mengontrol pola makan serta aktifitas fisik.
                                                                       
c. Mencegah Penyakit Degeneratif
            Teh hijau memiliki kandungan polifenol yang tinggi. Polifenol teh (katekin dan theaflavin) merupakan antioksidan kuat yang mampu melindungi oksidasi LDL-kolesterol oleh radikal bebas (Noni, 2007). Polifenol dalam teh hijau membantu kerja enzim superoxide dismulate yang dapat menyingkirkan radikal bebas, sehingga mampu menurunkan kadar LDL, mencegah tekanan darah tinggi dan kanker.
1. Kanker
            Mekanisme teh hijau sebagai zat anti kanker telah dibuktikan oleh Prof Hirotaka Shibuya dari Fakultas Farmasi Universitas Fukuyama Jepang yang bekerjasama dengan Prof Mutsuko Mukai. Hasil uji bioaktivitas terhadap invasi sel oleh teh hijau menunjukkan bahwa EGCG memberikan nilai inhibisi yang sangat besar terhadap invasi sel kanker.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Naghma Khan dan Hasan Mukhtar (2007) menunjukkan bahwa teh hijau mampu menangkap Reactive Oxygen Species (ROS) yang merupakan radikal bebas penyebab kanker.
2. Hipertensi
            Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat menimbulkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal (120/90 mmHg). Pada dasarnya hipertensi memiliki sifat yang tidak stabil dan sulit untuk dikontrol, baik oleh tindakan pengobatan maupun tidakan medis lainnya. Jika kondisi hipertensi tidak terkontrol, maka dapat mengakibatkan terjadinya infark jantung, gagal jantung, gagal ginjal, dan stroke (Barasi, 2007). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sriyono dan Jujuk Proboningsih (2012) didapatkan hasil bahwa tekanan darah sampel penderita hipertensi mengalami penurunan setelah mengonsumsi teh hijau.

C. Efek Samping Teh Hijau
            Teh hijau memang memiliki manfaat yang sangat besar selama dikonsumsi dalam batas normal. Dalam batas atau dosis yang berlebihan ( >300 mg kafein atau 5 cangkir teh sehari) teh hijau memiliki efek samping yang berbahaya. Konsumsi kafein dalam jumlah tinggi termasuk kafein dalam teh hijau untuk periode waktu yang lama dapat mengalami iritabilitas, insomnia, palpitasi jantung, pusing, serta dapat menghambat penyerapan zat besi. Kelebihan dosis dari kafein dapat menyebabkan nausea, muntah, diare, sakit kepala dan hilangnya nafsu makan. Juga penting dilakukan pengaturan konsumsi teh hijau bersamaan dengan obat-obatan karena efek diuretic dari kafein (Chako et al., 2010).
            Dalam mengolah teh hijau untuk diminum perlu diperhatikan prosesnya. Menurut BPOM (2010), cara penyeduhan teh hijau yang aman adalah dengan takaran 1 sdt teh hijau kering yang diseduh dalam 200 ml air hangat (suhu 70 C) selama 2-3 menit. Teh hijau tidak perlu ikut dipanaskan/ dimasak dalam air panas, hal ini dikarenakan protein yang terkandung dalam teh hijau akan rusak terkena panas/ terdenaturasi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
  1. Manfaat dari teh hijau antara lain untuk efek kecantikan, alternatif untuk diet, dan mencegah penyakit degeneratif.
  2. Dalam dosis berlebihan, teh hijau dapat mengakibatkan mengalami iritabilitas, insomnia, palpitasi jantung, pusing, nausea, muntah, diare, sakit kepala dan hilangnya nafsu makan.

DAFTAR PUSTAKA

Barasi, M.E, .2009. At a Glance. Ilmu Gizi. Alih  Bahasa  Hermin  Halim.Penerbit Airlangga.        Jakarta.
Cabrera  C,  Artacho  R  and  Gime  R. 2006. Beneficial  Effects  of  Green  T.  Journal  of  the      American College of Nutrition. 25(2): 79–99 
Chacko, S.,  Thambi, P.,  Kuttan, R.,  Nishigaki,  I. 2010.  Beneficial effects of green tea: A
                     literature   review.  Chinese   Medicine.
Mahmood, T.,  Akhtar, N., Khan,  B.  A.,  Khan, H. M.  S.,  dan  Saeed,  T.,  2010. Outcomes  of
                     3%  green  tea  emulsion  on  skin  sebum production  in male  volunteers. Bosn.  J.   Basic Med.  Sci.  Udruženje  Basičnih  Med.  Znan. Assoc. Basic Med. Sci., 10(3),    260–264.
Molina,  P.E.  2006.  Lange physiology series,  endocrine physiology.   International  edition.        2nd   edition.   McGraw   Hill.   Halaman   247-262.
Noni,  S,  .2007. Sehat  dan Cantik  Berkat Teh Hijau. Penebar Plus. Jakarta.
Sriyono., Proboningsih, Jujuk. 2012. Pengaruh Pemberian Teh Hijau Terhadap Tekanan Darah   Dan Kadar Kolesterol (LDL) Pada Lansia Dengan Hipertensi. Jurnal Keperawatan       Soedirman Volume 7, No 1, Maret 2012

Wilborn, C., Beckham, J., Campbell, B., Harvey, T., Galbrath, M., La Bounty, P., Nassar, E.,        Wismann,   J.,Kreider,   R.   2005.  Obesity:   Prevalence, Theories,   Medical    Consequences,  Management,  and Research Directions. Journal of the International          Society of Sports Nutrition. 2 (2) : 4–31. Dari unud-223-1468200044-tesis              jess         revisi kelayakan. PDF. Diakses 6 Oktober 2014.

1 komentar: